Acara kemping ini sebetulnya bukan acara yang kami
rencanakan pada awalnya, tetapi karena kesulitan kami mendapatkan ticket kereta
di masa liburan panjang maka kami terpaksa merubah rencana kami dari Journey
Camp ke Jogjakarta
menjadi Kemping di Gunung Bunder. Walau
acara ini adalah acara dadakan dan Cuma pengganti tetapi pengalaman yang kami
dapatkan tidak bias dilukiskan dengan kata-kata. Kami merasakan keakraban
dengan teman yang selama ini kami rasa sombong dan sukanya bermain dengan
kelompoknya saja, atau teman yang kami
rasa menakutkan, atau alasan lain yang membuat kami susah akrab melalui acara
kemping kemarin semuanya berubah. Kami melihat teman kami dengan kacamata baru
dan ini membuat kami merasa benar-benar seperti saudara. Berikut cerita detil
acara kami tersebut .
Acara Kemping
kami diberi tema MRT alias Menjadi Remaja Tangguh. Tema yang cukup menantang
untuk kami realisasikan. Untuk beberapa teman menjadi tangguh yang konotasinya adalah mandiri mungkin adalah suatu hal yang
biasa. Tetapi buat beberapa teman yang terbiasa diantar jemput sama ortunya
atau supirnya dan terbiasa untuk selalu berada di lingkungan nyaman maka
kemping ini berasa seperti pengalaman baru yang enggak banget. Eit jangan
terburu-buru menyimpulkan, setelah kami jalani semua teman bisa menikmati dan
kita bisa bersatu, berbaur dan bergembira bersama, sepertinya kami sudah
bener-bener menjadi remaja tangguh.
Acara kami
dimulai dengan acara bersama di Jumat malam dengan tujuan kami semua bisa membuka
diri, menulis apa saja yang kami takutkan, apa yang kami sukai dan tidak sukai
dari teman kami dll dll... pokoknya di acara Jumat ini kami disiapkan untuk
mengikuti acara kemping dengan kesiapan mental. Hasilnya memang luar biasa kami
bisa datang Sabtu pagi dengan semangat dan tidak ada yang terlambat. Kami
datang dengan semangat dan sukacita, pokoknya tidak terpikir sedikitpun kalau
kami akan mengikuti acara yang BT dan enggak banget. Semua begitu antusias dan
siap lahir batin mengikuti acara kemping remaja ini.
Jam 6.30 pagi kami mulai berkumpul di Gereja dan jam 7 kami mulai dengan sarapan bersama dan
diakhiri dengan doa bersama untuk keselamatan perjalanan kami ke Gunung Bunder.
Doa ini dibawakan oeh Ibu Megi yang juga merupakan Ibu dari teman kami Mia.
Setelah berdoa maka kami memasukan tas dan bawaan kami ke mobil Kak Amsal,
Brigita, Echa dan Pak Sony. Empat mobil yang ada semua penuh dengan bawaan kami
dan tentunya kami sendiri. Perjalanan berlangsung dengan damai tanpa ada
masalah sampai di tanjakan dari Jalan Raya Darmaga menuju Gunung bunder yang nanjaknya aduhai
itu. Mobil yang dikendarai kak Amsal mulai panas suhunya dan disini kekompakan
remaja mulai diuji. Beberapa kali Pak Sony menawarkan ke kami untuk berjalan
duluan ke lokasi dengan memakai mobil Pak Sony dan Pak Ridwan yang berangkat
menyusul dan bertemu dengan kami pas ketika Mobil kak Amsal mulai menemui
kendala naiknya temperatur mesinnya. Hanya kami tetap pada pendirian kami kalau
kita berangkat bersama , susah bersama dan tiba bersama, pokoknya one for all
dan all for one termasuk kesulitannya. Kendala segera berakhir dengan
kekompakan kami dan hanya memakan waktu setenagh jaman dan setengah galon aqua
untuk menambah air radiator.
Setiba kami di
lokasi kemping jam sudah menunjukan jam 11 lebih dan kami harus segera
menyiapkan makan siang, setelah sebelumnya kami dibagi menjadi 4 kelompok. Sebelum kami mulai disibukkan dengan urusan
menyiapkan masakan maka kami membuka acara kemping kami dengan ibadah pembukaan
yang dipimpin Bu Dharma.
Memasak makan
siang adalah pegalaman pertama buat kebanyakan dari kami untuk memasak untuk
makanan kami sendiri. Biasa kami tinggal makan atau teriak ke bibi atau ortu
dirumah ketika mau makan, maka sekarang kami harus bertemu dengan aneka bahan
mentah untuk kami olah sebelum kami bisa memakannya. Siang itu rencananya kami
akan makan nasi dan sayur sop lengkap dengan ayamnya. Makanan yang seharusnya
mudah jika dimasak di dapur rumah kami, tetapi di gunung memasak ini sangat
tidak mudah mulai dari harus menyiapakn kayu bakar yang menyalakannya saja
tidak mudah. Kami memang membawa kompor gas hanya ternyata dengan gas portable
menyebabkan api kompornya tidak bisa menyala dengan besar. Pokoknya memasak
siang ini adalah perjuangan terberat untuk kami menyiapkan makanan kami. Kami
memerlukan waktu lebih dari dua jam untuk menyiapkan makan siang kami dan
hasilnya makanan yang kurang ok dari sisi rasa
Pada saat makan siang ini, Pak Sony menjadi penggoda dengan
memasak mie instant dengan telor. Pak Sony yang sehari cuma makan besar satu
kali memang tidak bisa menunda waktu makannya terlalu lama maka dia secara
mandiri menyiapkan makan siang mie instant dengan tiga buah telornya. Makan
siang Pak sony siap hanya dalam waktu 5 menit dan dia bias melanjutkan dengan
membaca Koran dan istirahat siang. Pak Sony membawakan telor cukup banyak dan
juga mie instant satu box + tiga tandan besar pisang yang aduhai untuk kita
semua mengikuti jejaknya, hanya siang ini kami sudah membulatkan tekad untuk
susah senang bersama dan kami terus siapakan masakan kami. Hanya ketika
akhirnya kami gagal menyediakan makanan yang bisa kami makan tanpa harus
membuat perut kami menari menerima makan siang kami dan lidah kami berkonfrontasi
dengan makanan yang akan kami telan. Rasa makan siang kami terutama nasinya
memang serasa menari dengan gaya
bebas dan membuat kami tidak sampai hati menghabiskannya. Akhirnya beberapa dari kami mengikuti jejak Pak
Sony juga dan menutup makan siang kami dengan mie instant. Pisang yang dibawa
Pak Sony juga menyelamatkan kita dari kelaparan ketika menunggu masakan kita
siap. Pengalaman memasak ini juga sudah membuat kebersamaan diantara kami
semakin terbentuk.
Setalah makan
siang maka acara dilanjutkan dengan pertandingan antara kelompok. Acara
pertandingan ini berlangsung dengan penuh sukacita walau suasana kompetisinya sangat terasa. Kami semua ingin
menang dan memang pemenang hanya satu dan kami menghargai teman yang akhirnya
bisa keluar sebagai pemenang. Mereka memang layak menang.
Setelah kita menyelesaikan permainan Game antar kelompok
maka acara dilanjutkan dengan menikmati air terjun di dekat tenda kita
sekaligus mandi sore. Ini acara yang paling mengasikan karena kita harus mandi
di suhu yang sangat dingin dan dipijat dengan air terjun yang tingginya pas
untuk kita menikmati pijatan anugrah Tuhan. Rasa dingin dan nikmatnya pijatan
ini membuat kita serasa berada di dunia lain....pokoknya bener-bener pengalaman
yang mengasikan buat kita bersama.
Setelah acara bermain air dan sekaligus mandi sore maka tantangan kami selanjutnya adalah menyiapkan makan malam. Untuk tidak mengulangi kesalahan waktu makan siang maka pada acara makan malam ini kami menyiapkan makan malam dengan bumbu rahasia yaitu memakai bumbu mie instant untuk bumbu masakan di makan malam kami. Hasilnya luar biasa semua masakan menjadi luar biasa dan rasanya pas menggoda lidah kami. Makan malam menjadi pengalaman yang menyenangkan karena kami bisa sukses menyiapkan masakan yang aduhai. Kami semua puas dan kami semua juga kenyang. Terimakasih Tuhan untuk makan malam yang luar biasa di puncak gunung dan di tempat yang dingin seperti ini.
Acara selanjutnya adalah Truth or Dare, dimana kami mengedarkan
botol diiringi nyanyian gitar kak Amsa dan ketika petikan gitar berhenti kami
harus memilih mau bicara jujur untuk pertanyaan dari kak Amsal dan kak Helen
atau mau menerima tantangan fisik. Hampir semua teman remaja memilih bicara jujur daripada menerima
tantangan fisik, kecuali Kiki yang memilih dare dan terpaksa harus menggendong
Daniel. Acara ini membuat hamper tidak ada lagi rahasia diantara kami sesama
anggota persekutuan remaja.
Setalah permaianan ini selesai maka acara selanjutnya adalah
api unggun dan ibadah malam yang dipimpin Pak Sony. Bacaan
Firman diambil dari I Timotius 4:1-8.
Disini kita remaja diajak untuk mau berlatih beribadah seperi yang diminta
Paulus kepada Timotius di ayatnya yang ke tujuh. Kita semua juga dibukan
tentang artinya menjadi murid Yesus yang harus terus berlatih.
Setelah ibadah
malam selesai maka acara selanjutnya adalah acara bebas dan sebagian dari kami
ada yang tidur dan tidak sedikit yang meneruskan acara bermain Truth or Dare.
Sepertinya masih banyak hal yang ingin diketahui sesama teman remaja dan tidak
puas dengan acara tadi sore. Acara malam ini walau hanya diikuti sebagian dari
kami tapi mayoritas kami menguping dan mendengar keterbukaan teman-teman kami.
Pokoknya acara malam ini membuat semakin tidak ada rahasia diantara kami.
Tidur malam
menjadi acara kami selanjutnya dan karena tenda kami dekat sekali dengan air
terjun maka kami bisa mendegar dengan jelas kejadian di air terjun yang
ternyata cukup populer dijadikan area penggojlokan rombangan lain untuk
penerimaan anggota baru mereka. Ada kelompok radio kampus dari PT di Depok, Ada
Kamp Dasar kepemimpinan satu SMA di Serpong, Ada penerimaan anggota SAR dll
dll. Banyak dari mereka yang salah satu acaranya adalah berenang malam hari
dari jam 12 malam sampai jam 3 pagi....gile bener....untung kami tidak harus
mengalami seperti mereka. Kami
bersyukur walau kedinginan tetapi kami bisa tetap merasakan hangatnya api
unggun dan tenda kami. Terimakasih Tuhan.
Acara pagi
dimulai dengan saat teduh di masing-masing tenda, kelompok dan pribadi. Sepertinya
semua kita melakukan saat teduh pagi itu dan ini merupakan awal baru yang baik
untuk semua kita. Semoga budaya saat teduh dan mengutamakan TUHAN bisa terus
kami bina dan jadikan budaya baru dalam kehidupan kami sehari hari.
Acara selanjutnya
makan pagi dan menu pagi ini kembali mie rebus. Tetapi kembali kami merasakan
masakan yang bisa kami nikmati karena kami memakai bumbu mie instant walaupun
mie yang kami pakai adalah mie telor rebus dan bukan mie dari mie instant.
Kombinasi yang luar biasa... mungkin sebagian kita bilang kombinasi yang aneh
tetapi ini ok seali buat kami. Paling tidak
ini bukan 100% mie instant. Tentunya kami tidak melupakan pisang sebagai
menu sarapan kami apalagi pisang tiga tandan itu sulit untuk diabaikan begitu
saja.
Setelah selesai dengan makan pagi bersama maka ibadah pagi
yang dipimpin Pak Ridwan menjadi menu yang menyegarkan jiwa kami. Firman Tuhan
yang diambil dari mazmur 1:1-6 dengan penekanan di ayat 1-2 membuat kami sadar
akan pentingnya Firman TUHAN. Pak Ridwan juga meminta kami bisa
menyelesaikan membaca Alkitab kami tahun
ini. Semoga kami bisa yach Pak, dan kami akan berusaha dengan sungguh.
Selanjutnya acara permainan yang lebih menantang siap kami
mainkan. Acaranya ok dan dalam game ini kami diminta bisa mengenal penduduk di
dekat tempat kami kemping, berfoto bersama dan merasakan kebiasaan mereka ngopi
dipagi hari. Kami juga diminta untuk mengenal lokasi tempat kami kemping dan
segala keindahannya. Acara permaianan yang menantang dan menyenangkan.
Setelah acara permainan kami selesai maka acara selanjutnya adalah berfoto bersama dan persiapan pulang.
Tentunya kami tidak lupa berdoa bersama dan dipimpin Pak Sony untuk mendoakan keselamatan kita sampai bertemu keluarga di
Dalam perjalanan kembali ke Jakarta maka ada kejutan yang disiapkan oleh Kak
Amsal adn Kak Helen sebagai Pembina. Kami diajak makan di restaurant dengan menu sunda yang aduhai. Setelah dua
hari kami makan dengan masakan buatan kami yang apa adanya dari sisi rasa kami
bisa merasakan kenikmatan yang luar biasa ketika bisa merasakan masakan sunda yang rasanya...wow.....benar-benar
acara makan siang kejutan ini bisa membuat kami melupakan rasa masakan
yang..... selama kami kemping. Terimakasih TUHAN....ini memang kemping pertama
buat kebanyakan dari kami tetapi for sure kami ingin mengulanginya lagi
secepetnya.....pokoknya kai tidak kapok kemping dan liburan tidak harus selalu
sama dengan hotel dan tempat wisata yang umum....kami mau kemping lagi, bersatu
dengan alam, menghargai dan menikmati ciptaan TUHAN dan membentuk kami MENJADI
REMAJA TANGGUH.
Sampai bertemu di
kemping mendatang teman-teman Persekutuan remaja. Tuhan memberkati kita semua.