Selasa, 15 Oktober 2013

KEMPING REMAJA GKI KRANGGAN

Acara kemping ini sebetulnya bukan acara yang kami rencanakan pada awalnya, tetapi karena kesulitan kami mendapatkan ticket kereta di masa liburan panjang maka kami terpaksa merubah rencana kami dari Journey Camp ke Jogjakarta menjadi Kemping di Gunung Bunder. Walau acara ini adalah acara dadakan dan Cuma pengganti tetapi pengalaman yang kami dapatkan tidak bias dilukiskan dengan kata-kata. Kami merasakan keakraban dengan teman yang selama ini kami rasa sombong dan sukanya bermain dengan kelompoknya saja, atau  teman yang kami rasa menakutkan, atau alasan lain yang membuat kami susah akrab melalui acara kemping kemarin semuanya berubah. Kami melihat teman kami dengan kacamata baru dan ini membuat kami merasa benar-benar seperti saudara. Berikut cerita detil acara kami tersebut .

Acara Kemping kami diberi tema MRT alias Menjadi Remaja Tangguh. Tema yang cukup menantang untuk kami realisasikan. Untuk beberapa teman menjadi tangguh yang konotasinya  adalah mandiri mungkin adalah suatu hal yang biasa. Tetapi buat beberapa teman yang terbiasa diantar jemput sama ortunya atau supirnya dan terbiasa untuk selalu berada di lingkungan nyaman maka kemping ini berasa seperti pengalaman baru yang enggak banget. Eit jangan terburu-buru menyimpulkan, setelah kami jalani semua teman bisa menikmati dan kita bisa bersatu, berbaur dan bergembira bersama, sepertinya kami sudah bener-bener menjadi remaja tangguh.

Acara kami dimulai dengan acara bersama di Jumat malam dengan tujuan kami semua bisa membuka diri, menulis apa saja yang kami takutkan, apa yang kami sukai dan tidak sukai dari teman kami dll dll... pokoknya di acara Jumat ini kami disiapkan untuk mengikuti acara kemping dengan kesiapan mental. Hasilnya memang luar biasa kami bisa datang Sabtu pagi dengan semangat dan tidak ada yang terlambat. Kami datang dengan semangat dan sukacita, pokoknya tidak terpikir sedikitpun kalau kami akan mengikuti acara yang BT dan enggak banget. Semua begitu antusias dan siap lahir batin mengikuti acara kemping remaja ini.

Jam 6.30  pagi kami mulai berkumpul di Gereja dan jam  7 kami mulai dengan sarapan bersama dan diakhiri dengan doa bersama untuk keselamatan perjalanan kami ke Gunung Bunder. Doa ini dibawakan oeh Ibu Megi yang juga merupakan Ibu dari teman kami Mia. Setelah berdoa maka kami memasukan tas dan bawaan kami ke mobil Kak Amsal, Brigita, Echa dan Pak Sony. Empat mobil yang ada semua penuh dengan bawaan kami dan tentunya kami sendiri. Perjalanan berlangsung dengan damai tanpa ada masalah sampai di tanjakan dari Jalan Raya Darmaga  menuju Gunung bunder yang nanjaknya aduhai itu. Mobil yang dikendarai kak Amsal mulai panas suhunya dan disini kekompakan remaja mulai diuji. Beberapa kali Pak Sony menawarkan ke kami untuk berjalan duluan ke lokasi dengan memakai mobil Pak Sony dan Pak Ridwan yang berangkat menyusul dan bertemu dengan kami pas ketika Mobil kak Amsal mulai menemui kendala naiknya temperatur mesinnya. Hanya kami tetap pada pendirian kami kalau kita berangkat bersama , susah bersama dan tiba bersama, pokoknya one for all dan all for one termasuk kesulitannya. Kendala segera berakhir dengan kekompakan kami dan hanya memakan waktu setenagh jaman dan setengah galon aqua untuk menambah air radiator.

Setiba kami di lokasi kemping jam sudah menunjukan jam 11 lebih dan kami harus segera menyiapkan makan siang, setelah sebelumnya kami dibagi menjadi 4 kelompok.  Sebelum kami mulai disibukkan dengan urusan menyiapkan masakan maka kami membuka acara kemping kami dengan ibadah pembukaan yang dipimpin Bu Dharma.

Memasak makan siang adalah pegalaman pertama buat kebanyakan dari kami untuk memasak untuk makanan kami sendiri. Biasa kami tinggal makan atau teriak ke bibi atau ortu dirumah ketika mau makan, maka sekarang kami harus bertemu dengan aneka bahan mentah untuk kami olah sebelum kami bisa memakannya. Siang itu rencananya kami akan makan nasi dan sayur sop lengkap dengan ayamnya. Makanan yang seharusnya mudah jika dimasak di dapur rumah kami, tetapi di gunung memasak ini sangat tidak mudah mulai dari harus menyiapakn kayu bakar yang menyalakannya saja tidak mudah. Kami memang membawa kompor gas hanya ternyata dengan gas portable menyebabkan api kompornya tidak bisa menyala dengan besar. Pokoknya memasak siang ini adalah perjuangan terberat untuk kami menyiapkan makanan kami. Kami memerlukan waktu lebih dari dua jam untuk menyiapkan makan siang kami dan hasilnya makanan yang kurang ok dari sisi rasa
.






Pada saat makan siang ini, Pak Sony menjadi penggoda dengan memasak mie instant dengan telor. Pak Sony yang sehari cuma makan besar satu kali memang tidak bisa menunda waktu makannya terlalu lama maka dia secara mandiri menyiapkan makan siang mie instant dengan tiga buah telornya. Makan siang Pak sony siap hanya dalam waktu 5 menit dan dia bias melanjutkan dengan membaca Koran dan istirahat siang. Pak Sony membawakan telor cukup banyak dan juga mie instant satu box + tiga tandan besar pisang yang aduhai untuk kita semua mengikuti jejaknya, hanya siang ini kami sudah membulatkan tekad untuk susah senang bersama dan kami terus siapakan masakan kami. Hanya ketika akhirnya kami gagal menyediakan makanan yang bisa kami makan tanpa harus membuat perut kami menari menerima makan siang kami dan lidah kami berkonfrontasi dengan makanan yang akan kami telan. Rasa makan siang kami terutama nasinya memang serasa menari dengan gaya bebas dan membuat kami tidak sampai hati menghabiskannya. Akhirnya beberapa dari kami mengikuti jejak Pak Sony juga dan menutup makan siang kami dengan mie instant. Pisang yang dibawa Pak Sony juga menyelamatkan kita dari kelaparan ketika menunggu masakan kita siap. Pengalaman memasak ini juga sudah membuat kebersamaan diantara kami semakin terbentuk.

Setalah makan siang maka acara dilanjutkan dengan pertandingan antara kelompok. Acara pertandingan ini berlangsung dengan penuh sukacita walau suasana  kompetisinya sangat terasa. Kami semua ingin menang dan memang pemenang hanya satu dan kami menghargai teman yang akhirnya bisa keluar sebagai pemenang. Mereka memang layak menang.




Setelah kita menyelesaikan permainan Game antar kelompok maka acara dilanjutkan dengan menikmati air terjun di dekat tenda kita sekaligus mandi sore. Ini acara yang paling mengasikan karena kita harus mandi di suhu yang sangat dingin dan dipijat dengan air terjun yang tingginya pas untuk kita menikmati pijatan anugrah Tuhan. Rasa dingin dan nikmatnya pijatan ini membuat kita serasa berada di dunia lain....pokoknya bener-bener pengalaman yang mengasikan buat kita bersama.













Setelah acara bermain air dan sekaligus mandi sore maka tantangan kami selanjutnya adalah menyiapkan makan malam. Untuk tidak mengulangi kesalahan waktu makan siang maka pada acara makan malam ini kami menyiapkan makan malam dengan bumbu rahasia yaitu memakai bumbu mie instant untuk bumbu masakan di makan malam kami. Hasilnya luar biasa semua masakan menjadi luar biasa dan rasanya pas menggoda lidah kami. Makan malam menjadi pengalaman yang menyenangkan karena kami bisa sukses menyiapkan masakan yang aduhai. Kami semua puas dan kami semua juga kenyang. Terimakasih Tuhan untuk makan malam yang luar biasa di puncak gunung dan di tempat yang dingin seperti ini.
Acara selanjutnya adalah Truth or Dare, dimana kami mengedarkan botol diiringi nyanyian gitar kak Amsa dan ketika petikan gitar berhenti kami harus memilih mau bicara jujur untuk pertanyaan dari kak Amsal dan kak Helen atau mau menerima tantangan fisik. Hampir semua teman remaja  memilih bicara jujur daripada menerima tantangan fisik, kecuali Kiki yang memilih dare dan terpaksa harus menggendong Daniel. Acara ini membuat hamper tidak ada lagi rahasia diantara kami sesama anggota persekutuan remaja.

Setalah permaianan ini selesai maka acara selanjutnya adalah api unggun dan ibadah malam yang dipimpin Pak Sony.  Bacaan Firman diambil dari  I Timotius 4:1-8. Disini kita remaja diajak untuk mau berlatih beribadah seperi yang diminta Paulus kepada Timotius di ayatnya yang ke tujuh. Kita semua juga dibukan tentang artinya menjadi murid Yesus yang harus terus berlatih.

Setelah ibadah malam selesai maka acara selanjutnya adalah acara bebas dan sebagian dari kami ada yang tidur dan tidak sedikit yang meneruskan acara bermain Truth or Dare. Sepertinya masih banyak hal yang ingin diketahui sesama teman remaja dan tidak puas dengan acara tadi sore. Acara malam ini walau hanya diikuti sebagian dari kami tapi mayoritas kami menguping dan mendengar keterbukaan teman-teman kami. Pokoknya acara malam ini membuat semakin tidak ada rahasia diantara kami.

Tidur malam menjadi acara kami selanjutnya dan karena tenda kami dekat sekali dengan air terjun maka kami bisa mendegar dengan jelas kejadian di air terjun yang ternyata cukup populer dijadikan area penggojlokan rombangan lain untuk penerimaan anggota baru mereka. Ada kelompok radio kampus dari PT di Depok, Ada Kamp Dasar kepemimpinan satu SMA di Serpong, Ada penerimaan anggota SAR dll dll. Banyak dari mereka yang salah satu acaranya adalah berenang malam hari dari jam 12 malam sampai jam 3 pagi....gile bener....untung kami tidak harus mengalami seperti mereka. Kami bersyukur walau kedinginan tetapi kami bisa tetap merasakan hangatnya api unggun dan tenda kami. Terimakasih Tuhan.

Acara pagi dimulai dengan saat teduh di masing-masing tenda, kelompok dan pribadi. Sepertinya semua kita melakukan saat teduh pagi itu dan ini merupakan awal baru yang baik untuk semua kita. Semoga budaya saat teduh dan mengutamakan TUHAN bisa terus kami bina dan jadikan budaya baru dalam kehidupan kami sehari hari.

Acara selanjutnya makan pagi dan menu pagi ini kembali mie rebus. Tetapi kembali kami merasakan masakan yang bisa kami nikmati karena kami memakai bumbu mie instant walaupun mie yang kami pakai adalah mie telor rebus dan bukan mie dari mie instant. Kombinasi yang luar biasa... mungkin sebagian kita bilang kombinasi yang aneh tetapi ini ok seali buat kami. Paling tidak  ini bukan 100% mie instant. Tentunya kami tidak melupakan pisang sebagai menu sarapan kami apalagi pisang tiga tandan itu sulit untuk diabaikan begitu saja.


Setelah selesai dengan makan pagi bersama maka ibadah pagi yang dipimpin Pak Ridwan menjadi menu yang menyegarkan jiwa kami. Firman Tuhan yang diambil dari mazmur 1:1-6 dengan penekanan di ayat 1-2 membuat kami sadar akan pentingnya Firman TUHAN. Pak Ridwan juga meminta kami bisa menyelesaikan  membaca Alkitab kami tahun ini. Semoga kami bisa yach Pak, dan kami akan berusaha dengan sungguh.


Selanjutnya acara permainan yang lebih menantang siap kami mainkan. Acaranya ok dan dalam game ini kami diminta bisa mengenal penduduk di dekat tempat kami kemping, berfoto bersama dan merasakan kebiasaan mereka ngopi dipagi hari. Kami juga diminta untuk mengenal lokasi tempat kami kemping dan segala keindahannya. Acara permaianan yang menantang dan menyenangkan.

Setelah acara permainan kami selesai maka acara selanjutnya adalah berfoto bersama dan persiapan pulang.








Tentunya kami tidak lupa berdoa bersama dan dipimpin Pak Sony untuk mendoakan keselamatan kita sampai bertemu keluarga di Jakarta.

Dalam perjalanan kembali ke Jakarta maka ada kejutan yang disiapkan oleh Kak Amsal adn Kak Helen sebagai Pembina. Kami diajak makan di restaurant dengan menu sunda yang aduhai. Setelah dua hari kami makan dengan masakan buatan kami yang apa adanya dari sisi rasa kami bisa merasakan kenikmatan yang luar biasa ketika bisa merasakan masakan  sunda yang rasanya...wow.....benar-benar acara makan siang kejutan ini bisa membuat kami melupakan rasa masakan yang..... selama kami kemping. Terimakasih TUHAN....ini memang kemping pertama buat kebanyakan dari kami tetapi for sure kami ingin mengulanginya lagi secepetnya.....pokoknya kai tidak kapok kemping dan liburan tidak harus selalu sama dengan hotel dan tempat wisata yang umum....kami mau kemping lagi, bersatu dengan alam, menghargai dan menikmati ciptaan TUHAN dan membentuk kami MENJADI REMAJA TANGGUH.


Sampai bertemu di kemping mendatang teman-teman Persekutuan remaja. Tuhan memberkati kita semua. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar