Selasa, 15 Oktober 2013

KESAKSIAN Fabia Tampubolon anak SMA Kristen Tunas Bangsa


Rabu, 19 Juni 2013 - 10:46:40 WIB 
Cerita ini diambil dari web SMA Kristen Tunas Bangsa di http://tunasbangsakpg.com/berita-143-kesaksian-fabia-tampubolon-anak-sma-kristen-tunas-bangsa.html. Kami merasa tertarik karena dalam cerita ini anak SMA bisa diajak untuk terlibat sebagai pelayan dalam ibadah rumah tangga di beberapa rayon atau wilayah kalau di GKI. Mereka mampu untuk menjadi pembicara/pengkotbah, pendoa syafaat, pemimpin pujian dan tugas lainnya.

Mereka juga mampu menjadi pemimpin saat teduh/PA rutin di sekolahnya setiap minggu. Kami juga rindu anak remaja gereja kami akan mampu menjadi pelayan dan tidak hanya dilayani. Mereka adalah pemimpin masa depan gereja dan mereka harus mulai belajar menjadi pemimpin mulai dari sekarang.

Semoga kesaksian dibawah ini bisa memotivasi teman-teman remaja GKI Kranggan untuk lebih sungguh melayani Tuhan.


Syaloom sekolahku tercinta! Saya ingin berbagi sedikit cerita nih, tentang luarbiasanya dampak positif yang saya terima sejak saya bersekolah di Sekolah Komunitas Kristen Tunas Bangsa.
Jadi begini, saya sekarang sedang praktek katekisasi. Kami anak-anak katekisasi ini dibagi menjadi beberapa group. Dan dalam satu group terdapat masing-masing tiga orang anak di dalamnya. Tugasnya adalah per-group melayani di setiap ibadah rumah tangga di beberapa rayon. Ada yang menjadi pengkhotbah, pendoa syafaat dan pemimpin pujian. Tugas-tugas tersebut dirolling dan harus kami laksanakan dalam 2 minggu. Jujur saya takut dan malu, tetapi itu merupakan tugas dan tanggung jawab yang harus dikerjakan.

Hari ke-1 saya memimpin pujian, semuanya berjalan baik. Pada hari ke-2 sebenarnya giliran saya untuk memimpin doa syafaat tetapi karena takut, saya minta change ke salah satu teman saya. Saya minta dia yang berdoa syafaat dan saya memimpin pujian lagi. Untunglah dia setuju dan semuanya berjalan semakin baik. Tapi masih ada tugas yang begitu membebani saya, yaitu giliran untuk mengkhotbah dan berdoa syafaat ( tugas saya menjadi 2 karena salah satu teman di kelompok saya berangkat ke Cirebon dan dalam kelompok itu saya adalah leadernya, jadi saya yang mengambil alih tugas teman saya yaitu menjadi pendoa syafaat ). Beberapa hari sebelumnya saya kepikiran dan takut. Saya adalah typical yang kurang percaya diri tampil di depan banyak orang. Hingga akhirnya hari yang saya takutkan itu tiba, yaitu kemarin. Kemarin saya melayani di ibadah rumah tangga di rayon IV sebagai pengkhotbah dan pendoa syafaat. Saya coba berdoa dalam hati, menenangkan diri dan meyakinkan diri bahwa saya bisa. Di tengah-tengah itu saya ingat, satu kali dalam seminggu saya selalu memimpin saat teduh di sekolah. Itulah yang menguatkan saya. Dan ya, saya bisa. Dan luarbiasanya lagi adalah they gave me those good compliments. Bahkan ada satu orang Bapak yang bilang seperti ini, " Ternyata nona masih SMA. Saya pikir nona ini mahasiswa dari fakultas Theologia."

Hahaha, Puji Tuhan saya sangat bangga. Dan itu semua saya persembahkan untuk kemuliaan Tuhan. Ia tidak pernah membiarkan anak-Nya dipermalukan di depan banyak orang. Dan tidak lupa, itu semua juga dampak dari kebiasaan-kebiasaan yang diajarkan di Sekolah Komunitas Kristen Tunas Bangsa. Setiap pagi kami siswa-siswi beserta guru selalu bersaat teduh, sehingga outputnya adalah kami bisa juga melayani di luar sekolah. Trimakasih Tunas Bangsa! Terus maju dan hasilkan buah-buah Kristus more and most.

Sekian cerita saya, semoga dapat menjadi motivasi bagi saudara-saudariku semua. JESUS BLESS!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar